Jumat, 16 November 2012

Fomer Lives, Kumpulan Cerita Lama Ben Gibbard

These songs span eight years, three relationships, living in two different places, drinking then not drinking...”-Benjamin Gibbard
 

Setelah berkelana keliling dunia bareng bandnya, Death Cab for Cutie, mencoba project membuat musik pop-tronic lewat pos surat dengan Jimmy Tamborello, menikahi hollywood sweetheart hingga akhirnya cerai, Ben Gibbard akhirnya mencoba mengumpulkan kembali puzzle-puzzle hidupnya di masa lampau dan lahirlah sebuah album solo, Former Lives.

Satu-satunya pria, yang Saya perbolehkan belah tengah


Yeah! My favorite kind of guy baru saja mengeluarkan album solonya, 12 oktober lalu. Berisi 12 lagu yang pasti membuat kalian ingin menjadi objek si lagu. Sama seperti lagu-lagu pada DCFC atau Postal Service, Ben masih menuangkan lirik-lirik cintanya tanpa harus terdengar cheesy atau lame.

Mungkin banyak yang nebak, msuik dan lirik Former Lives bakal mirip dengan apa yang udah dia lakukan pada album-album DCFC dan Postal Servie, but it doesn't. It's more personal, it's the other side of Benjamin Gibbard.




Beberapa musiknya terdengar syahdu, seperti lagu "Something's Rattling", "Lady Adelaide" dan "Lily". Ada juga, lagu yang menunjukkan kalau Mas Ben ini juga sering mengambil inspirasi dari kisah cinta orang lain, seperti yang ia lakukan di track "Bigger Than Love" yang diambil dari surat cinta F. Scott Fitzgerald dan istrinya Zelda.

Berikut album stream Formes Lives. Bisa tebak yang mana lagu buat Zooey? :P






Selasa, 09 Oktober 2012

Nada-Nada Sendu dari Kamar

Gw tipe orang yang judge the book from its cover atau dalam kasus ini judge the album from its cover. Salah satunya adalah ketika ke toko kaset. Banyak koleksi kaset dan CD gw adalah hasil dari moto tersebut. Cover asik atau judul lagu cukup catchy dan harga yang murah (hehe) pasti gw beli. Dan kebanyakan isinya juga seyahud si cover tersebut, jadi belum pernah nyesel tuh beli kaset akibat moto hidup tersebut.

Nah salah satu CD yang pernah gw adalah Quite Down sebuah album kamar dari Adhitia Sofyan, dengan cover minimalis dan rada kartun dan tentunya harga murah meriah yaitu 25ribu, gw langsung membawa tuh CD ke kasir. Padahal gw belum tahu tuh penyanyi siapa dan lagu2nya kaya apa.

Dan jreeeeeeeeeng..
keren bo! nuansa akustik nan galau yang sangat cocok untuk suasana gerimis menghiasi hampir seluruh lagu-lagu di album itu. Dan mulai dari situ gw mulai menyukai musik Adhitia Sofyan.
Saat itu gw belum tahu ternyata aslinya dia memberikan secara cuma-cuma lagunya di blognya alias gratis! Tapi pas tahu tentang itu, gw tidak merasa nyesel telah membelinya, toh lebih asik punya bentuk fisik dan membeli CDnya sama seperti memberikan apresiasi tinggi atas hasil karyanya. Harganya juga gak sampe lo musti nabung berbulan-bulan kok.

Beberap waktu kemudian, bedroom recordings vol. 2 alias album kedua yg berjudul Forget Your Plans keluar. Saat tahu Mas Adhit membuka pre order CD-nya saya langsung order, walaupun sebenarnya udah donwload lagunya, tapi kembali lagi memiliki fisiknya lebih oke.
Apalagi ketika tahu albumnya nggak seminimalis Quite Down, lebih keren! :)

Lagu-lagu pada album kedua terdengar lebih gloomy dari sebelumnya. Bandaged, Immortal Mellow cocok buat pemuda-pemudi yang galau akibat digantung statusnya, ditinggal kekasih dan cintanya yang tak terbalas hehe.. dengerin deh..

Nah! Setelah sekian lama hanya memberikan surprised song.. akhirnya 2 Oktober lalu, Mas Adhit memberikan kita lanjutan dari nada-nada merdu nan sendu dari kamarnya lewat How To Stop Time, album ketiganya. Dan sambil menulis postingan ini, gw memutar lagu-lagu terbarunya.
Tetap dengan alunan gitar dan liriknya yang sendu dan seringkali manis. Tapi untuk kali ini gw nggak suka sama covernya heheh.. maaf Mas Adhit :P

Sabtu, 11 Agustus 2012

My (Not)translaticsm Trip

Post berikut emang rada basi karena udah terjadi 7 Maret lalu, tapi karena ini trip pertama keluar negri sambil menonton band impian yaitu si Death Cab for Cutie di Singapore, jadi perlulah dibicarakan di sini hehe..

Jadi setelah berakhirnya kegalauan gw, pagi hari pada tanggal 7 Maret gw pergi ke Singapore dengan si Uthie dan sempat satu pesawat hingga satu MRT dengan Arian 13 yang ternyata menonton Kvelertak (gak penting). 

Oke pertama kali menginjakkan kaki di negri singa itu, rada norak karena beda sama Jakarta (yaiyalah) semua tertata rapi dan nyaman. Pas naik MRT rada gaptek juga karena bingung rutenya banyak banget, tapi dengan berbekal ilmu Dora yang suka nanya dan bawa peta akhirnya kita sampai di hostel kita Berry Nice yang terletak di Smith Street atasnya toko Dimsum di Chinatown!

reccomended place to stay!




Di sana kita disambut dengan Saya (nama penjaganya) yang baik dan ramah. Si Berry Nice ini sodaraan sama Berry Good Hostel yang lebih deket dengan MRT Chinatown dan juga Berry Best Hostel yang masih di daerah Chinatown tapi rada jauh sama MRT which is di jalan Upper Cross Street. Kalo mw reservasi tinggal klik ini.

Nah karena kita musti nunggu jam check in, kita jalan2 dulu disekitar Chinatown. Akhirnya ya gw bisa merasakan roti kaya dengan harga cukup ya mura tapi mahal 1.6 dollar singapore.

Setelah itu kita ke Tin Tin Shop yang berada dekat MRT Chinatown. Rada mahal sih barang-barangnya tapi buat yang suka banget ama tuh detektif musti banget sih beli, ya at least kartu postnya-lah.


Abis check in, kita sempetin jalan2 ke orchard road. Sempat tergoda dengan barang2 branded tapi tujuan kita adalah es krim 1 dollar!.. Nah muter2 gak jelas kita balik lagi ke hostel buat nyiapin energi sebelum umrah nonton mas Ben di Fort Canning.

Sempat tidur dan kerja bentar (yes kerja, kerjaan kantor :|) jam 6 sore kita berangkat dari hostel. Sempat nyasar pas ke Fort Canning dan nunggu temennya Uthie, akhirnya kita sampe di venue. Sampai sana antrian masuknya udah panjaaaaaang bgt karena security checknya cukup ribet. Karena waktu yang cukup molor dan Death Cab udah gak sabar buat menghibur kita semua, no more security check! wohoooo.. kamera lumix gw alhamdulilah ga disita!

Pas masuk liat booth merchandise, karena DCFC udah mulai mainin intro A Lack of Color.. jadilah tanpa banyak cing cong gw ama uthie beli kaos yg cukup mahal ( 50 $ sing bok!)

Ternyata venuenya kurang asik.. bukan tempat Laneway yang tanahnya turun ke bawah, tapi yang tanahnya rata :|
Jadilah gw yg kecil ini rada susah liat ke panggung. Tapi setelah nyelip-nyelip, akhirnya kita sampe ke depan agak di samping kanan stage. Lumayanlah..

Seperti yang sudah diprediksi.. setlist mereka yang di Singapur mirip2 sama yg di Australi..



Karena mereka banyak bawaiin lagu2 lama, sing a long tak dapat dibendung lagi. Hampir ditiap lagu, semua penonton nyanyi bareng sama Ben Gibbard. Apalagi pas lagu I Will Follow You Into The Dark, Ben and his accoustic guitarnya sudah cukup membuai kita.. *jadi inget yang di jakarta* hahaha





Setelah lagu-lagu galau, suasana ceria kembali lewat lagu Soul Meets Body hingga akhir Marching Bands of Manhattan. Dan setelah itu mereka hilang dari stage..

We were ready for the encore.. but not for a goodbye..

Soundtrack Twilight, Meet Me on the Equinox membuka nomer encore malam itu.. dan diakhir lagu paling galau yang pernah ada..
Translaticsm.. pasangan yang nonton di depan gw.. mulai pegangan tangan dan menyanyi bersama.. *makin inget yang di jakarta*..

Thank you words berkumandang dari para personil DCFC, tandanya show berakhir.. :(



Walaupun rasanya cepet banget, but it was great to watch them LIVE!
Semoga mereka bisa main di Indonesia dan bilang "Thank you jekardaaaah, it was the best crowd ever!"

Esok harinya.. si Saya nanya nonton konser apa kemarin? pas bilang kita bilang Death Cab, doi kaget karena dia juga suka DCFC tapi gak tau kalo di mau konser di SG.. Poor her :(

Kemudian hari terakhir di SG dihabiskan dengan jalan2 dari Orchard-Bugis-Mustafa dan cabs ke Changi! Walaupun diakhir perjalanan kita nyasar dan hampir ketinggalan pesawat! Untungnya Air Asianya delay! Tenryata pesawat delay terkadang membawa keberuntungan bagi kita semua! haha...

 



Selasa, 29 Mei 2012

Di Sore Itu Menuju Senja*

Ingat dengan lagu milik Sore berjudul Setengah Lima dari album Ports of Lima?



Suara Bisikan Hanyut
Dalam pengikis bunga layu
Sampai aku akhirnya merasakan

Mati suri ditamaaaaaan..

Sekarang bayangkan jika pada sore itu ada seseorang di taman yang sama dan menyaksikan mati suri tersebut. Jika Ia hanya sekedar orang lewat saja, maka tidak akan bermakna apa-apa. Namun jika Ia adalah musisi nan puitis, maka akan berbuah manis.
Menuju Senja, sebuah lagu dari band asal Depok, Payung Teduh merupakan hasil dari buah manis itu.

Baru saja kuberanjak beberapa saat sebelum itu
Ada yang mati menunggu sore menuju senda
bersama harum mawar di taman
Menusuk hingga ke dalam sukma
Yang menjadi tumpuan ridu cinta bersama
Di Sore itu menuju senja

Lirik romantis tersebut dibalut dengan musik petikan gitar Is, guitalele dari Ivan, betotan ontra bass Comi, gebukan lembut drum Cito yang beraroma keroncong dan agak sedikit jazz. Menarik bukan? dan semuanya juga hadir di semua track dalam album baru band yang terbentuk di tahun 2007 ini.

Lagu tersebut menjadi single pertama dari album kedua mereka yang berjudul Dunia Batas. Ada 8 lagu di album yang dilaunching 1 April 2012 lalu.  Namun, dari 8 lagu tersebut ada 4 lagu yang sudah familiar ditelinga penggemar Payung Teduh, yaitu Berdua Saja, Perempuan Yang Sedang Dipelukan, Angin Pujaan Hujan dan Resah, karena lagu-lagu tersebut sudah hadir di album pertama mereka, Payung Teduh.
Namun, lagu baru lainnya juga tidak kalah memberikan eargasm, lagu Rahasia, Di Ujung Malam dan Biarkan, bisa menjadi sountrack baru para pemuja sore yang menunggu malam tiba. Lirik puitis selalu menjadi senjata ampuh mereka menarik pendengar baru. Dan hal tersebut juga masih menjadi benang merah dari  karya-karya mereka.

Dengan menggandeng salah satu pentolan band favorit mereka, yaitu Raymondo Gascaro dari Sore, Dunia Batas makin menjadi sebuah album dengan komposisi sempurna untuk menjadi sebuah teman yang meneduhkan hati.


*karena ini buat ngelamar kerjaan, jadi bahasanya baku hehehe

Kamis, 23 Februari 2012

Berakit Rakit Kita Ke Hulu, Minum Coca Cola Kemudian

Post berikut diperuntunkan untuk Adele dan Foo Fighters yang berhasil memborong Grammy Awards ke-54 kemarin! Eniwei, cuma mau bilang musik Amerika  (Grammy kan yang buat industri musik Amrik) dibantai sama satu cewek Inggris berumur 23 tahun! Hahaha.. :P

Congrats lah ya buat kalian, Adele dan Foo Fighters! You deserved it guys! Best albums in 2011! Adele dengan album 21-nya berhasil membuat populasi dunia terutama para remaja memiliki sountrack galau masal. Only Someone Like You lah ya Del! Eh Adele udah move on lho, jadi para fansnya diharapkan bisa move on juga ya, maybe it means no more Awards album for Adele.. hahaha..

Foo Fighters juga gak kalah keren lah, dengan mengandeng Butch Vig yang udah kerjasa sama ama Dave Grohl di Nirvana jaman Nevermind, Wasting Light sangat rock abis!. Kerennya, album tersebut direkam digarasinya Om Dave dengan pita analog sodara2! Tapi lagu2nya keren & wokeh2 semua! Favorit gw adalah These Days dan Back and Forth. Setelah dipindahin ke digital, pita analognya digunting2 dan dibagiin ke fansnya via album yang dijualnya lho! Asoy kan! Makin tua makin dicinta deh mereka.. hehe

Ada pantun nih buat mereka, Berakit-rakit ke hulu, borong Grammy kemudian.

Adele rela mengeksploitasi sakit hatinya ke dalam lagu. Dinyanyikan berulang-ulang demi musikalitas. Coba bayangin, gimana sakitnya si Adele tiap nyanyiin lagu khusus untuk mantan pacarnya itu? But it's worth it after all, everybody loves her music.

Lalu, Foo Fighters berani mengambil resiko meninggalkan dominasi digital dengan memilih analog. Dan mereka yakin, apa yang mereka buat di album tersebut akan epic!
Dan pada akhirnya semua berbuah manis, karena musik yang bagus akan berbicara.

Sekian dan selamat malam.

Berakhir Sudah Kegalauan

Yak! Setelah dilanda galau berkepanjangan dari akhir 2011 sampai minggu lalu karena bingung akan nonton Death Cab for Cutie di Singapore atau engga, akhirnya berakhir sudah!..

Gw dan teman kantor gw Uthie, akan umroh ke Fort Gate, Fort Canning Park tanggal 7 Maret Singapura dengan menumpang pesawat Air Asia yang dibeli dengan harga promo! hahah..

Sempat berganti-ganti partner nonton yang dikarenakan beberapa oknum tidak bisa hadir karena lain hal, salah satunya adalah godaan menonton dewa mereka yang lebih besar, Foo Fighters, akhirnya gw dan Uthie (yang sempat dibujuk berjuta kali agar nonton juga) akhirnya akan bergalau ria bersama Ben Gibbard.
Wohoooo!
Godaan konser di dalam negeri sempat menggoda iman untuk ditonton, macem Feist & Foster The People akhirnya bisa gw taklukan demi untuk menabung nonton band idola gw ini.

Agak kesel juga sih awalnya, karena GAK ADA satu promotor Indonesia pun yang mau borong doi kemari!! Padahal kan dia main ke Australia, Filipina dan Singapore yang super deket ama negara kita!! Heran deh!
Pasti laku kok kalau kalian bawa kemari, band-band hipster baru bekas Laneway aja lo pada bawa kemari, masa Death Cab yang udah punya banyak album gak ada yang mau bawa kemari? *esmosi*

Yaudahlah ya.. mari kita ke negri singa untuk menonton mereka!..
Sempet ngintip setlist mereka pas di Australi kemaren, ternyata set listnya galau! Maklum kali ya, si Mas Ben baru cerai. Album barunya Codes and Keys yang kebanyakan ceria, seceria lagu Stay Young, And Dancing tidak banyak dibawakan, cuma 3-4 lagu aja dari album tersebut. Siap-siap galau deh nih kite!
Dan mungkin akan menjadi konser pertama saya di umur 23 tahun.. hehe 


Sampai bertemu di part berikutnya dengan cerita yang semoga indah.. :)

Selasa, 31 Januari 2012

So.. i'm in love with this guy..

I'M IN LOVE WITH SUFJAN STEVENS!!

His music i mean.. and his face also.. haha.. (tampan euy!)
mungkin rada telat juga ya kenal musik folksnya dia yang super syahdu itu, tapi ya tiada kata terlambat untuk menyukai musik yg bagus bukan? :)

ganteng kan masnya..


Jadi, awalnya bermula di 8tracks.com ketika dimana setiap mixtape yang gw play hampir selalu ada lagunya. Udah gitu namanya kan rada unik, bernafaskan Islam gitu kan nama Sufjan. Lalu, di library iTunes salah satu anak kantor ada satu albumnya doski yang Greetings from Michigan The Great Lake State WOW! makin naksir ijk!! a lot of symphonical folky going on in his music!! indah dan manis deh!

Recently i googled him around, ternyata doski tuh punya 50 states project, which is dia bakal buat album berdasarkan negara2 bagian di Amrik! Project awalnya dia bermulai dari album si album Michigan tadi, trus lanjutannya ada Come On Feel The Illinoise dan udah ada sekilas tentang New York di album The BQE yang terinspirasi oleh Brooklyn-Queens Express dan isinya orchestra cantik kaya di film2 Disney jaman dulu.

Tapi ya setelah ditelaah lebih lanjut, liriknya tuh gak seindah musiknya. Bukan lirik patah hati atau jatuh cinta yang kebanyakan dia jual, tapi a lot of social stuff, labour kind that thing, yah bener2 sesuai dengan keadaan negara bagian yang lagi dia tulis. Bisa kita liat contohnya di lagu tentang Detroit



musiknya super manis dan keren kan? tapi liriknya?

Henry Ford. Henry Ford.
Public Trans. Public Trans.
Pontiac. Pontiac.
Feed the poor. Feed the poor.
City Hall. City Hall.
Windsor Park. Windsor Park.
Saginaw. Saginaw.
After dark. After dark.
Tigers game. Tigers game.
Eighty-four. Eighty-four.
Industry. Industry.
Unemployed. Unemployed.
Gun control. Gun control.
Wolverine. Wolverine.
Iroquois. Iroquois.
Industry. Industry.
Public Trans. Public Trans.
Auto Cars. Auto Cars.
Jefferson. Jefferson.
Michigan. Michigan. 


Lagu Say! to M!ch!gan! ini musiknya lebih indah, listen up:

 

f I ever meant to go away
I was raised, I was reaised
In the place, in the place.
Still I often think of going back
To the farms, to the farms
Golden arms, golden arms
start to remind me. 


Dan menurut gw yang paling absurd tuh albumnya yang Illinois, judul-judulnya lagunya lebih mirip cerita science fiction! I mean.. what do you expect with a song titled called Concerning UFO Sighting Near Highland, Illonoise  or track number 2 called,  The Black Hawk War, or, How to Demolish an Entire Civilization and Still Feel Good About Yourself in the Morning, or, We Apologize for the Inconvenience but You're Going to Have to Leave Now, or, 'I Have Fought the Big Knives and Will Continue to Fight Them Until They Are Off Our Lands​!​' YEP ITU JUDUL SATU LAGU! Emang instrumental doang sih





Tapi lagu yang cukup indah untuk didengarkan adalah Chicago, lagu romantis tentang sebuah windy city called Chicago


 


His latest album called The Age of Adz, rilis di tahun 2010 dan udah mulai banyak unsur elektronik di dalamnya, which is i don't really like. haha.. But you know, he's such a genius person in music industry! i love his artworks so fuckin much! looking forward to watch his gigs here in indonesia!